8 Tarian Tradisional Dari Jawa

1. Tari Bedhaya Ketawang

Tarian ini dipertunjukan untuk acara resmi saja, yang bertujuan untuk menghibur.
Sejarahnya, tarian ini menceritakan tentang hubungan Ratu Kidul yang biasa kita kenal dengan Roro Kidul.Tarian tradisional pertama adalah Bedhaya Ketawang yang mengandung arti di setiap masing-masing kata. ‘bedhaya’ yang artinya penari wanita dan ‘ketawang’ artinya langit. Bila disatukan Bedhaya Ketawang ini mengandung arti penari wanita dari istana langit.
Menurut kepercayaan setempat, bila ada yang menarikan Tarian ini, maka Nyi Roro Kidul atau Kangjeng Ratu Kidul akan menghadiri tarian tersebut dan ikut menari.
Biasanya tarian ini ditarikan oleh 9 orang wanita, dimana sembilan ini melambangkan Wali Songo, adapun yang bilang 9 sebagai arah mata angin.
Busana para penari pun biasanya menggunakan pengantin adat Jawa, dimana para penari menggunakan gelung besar, dan aksesoris-aksesoris Jawa berupa centhung, sisir jeram saajar, tiba dhadha, garudha mungkur, dan cundhuk mentul. Para penaripun diusahakan tidak dalam keadaan haid.
Musik yang dimainkan untuk mengiringi tarian ini biasanya Gending Ketawang Gedge, bisa juga dengan gamelan.
2. Tari Gamblong
Tari Gambyong berasal dari daerah Surakarta. Awalnya, tarian ini hanya sebuah tarian rakyat dan diadakan ketika memasuki musim panen padi. Sekarang, tarian tersebut diadakan saat acara sakral dan sebagai penghormatan pada tamu.
Sejarahnya nama Gambyong pun diambil dari salah satu penari tempo dulu, dimana penari tersebut memiliki suara merdu dan tubuh yang lentur, dengan kedua bakat tersebut Gambyong yang memiliki nama lengkap Sri Gambyong cepat terkenal dan dapat memikat banyak orang.
Hingga akhirnya nama penari itu terdengar ke telinga Sunan Paku Buwono IV, membuat Sri Gambyong diundang untuk menari ke dalam Istana. Ia pun berhasil memikat orang-orang di Istana, hingga akhirnya tariannya pun dipelajari dan dikembangkan hingga dinobatkan tarian khas Istana.
Untuk jumlah penari tidak disyaratkan, namun untuk kostum yang biasa digunakan adalah kostum kemben yang sebahu dilengkapi dengan selendang. Pada dasarnya tarian ini sangat identik dengan warna kuning dan hijau. Namun seiring zaman, warna pun tidak menjadi patokan.
Musik pengiring tarian ini biasanya gamelan seperti Gong, kenong, gambang dan kendang.
3. Tari Topeng
Tari Topeng atau tari topeng Cirebon, dari namanya saja sudah bisa diperkirakan bahwa tarian ini berasal dari Cirebon.
Tarian ini diambil dari cerita rakyat tentang Sunan Gunung Jati yang saat itu sedang menguasai kota Cirebon, hingga suatu saat diserang oleh Pangeran Welang. Pada saat itu Sunan Gunung Jati tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran Welang dan terancam kalah.
Dari kisah itu terlahirlah tari topeng, yang dengan cepat menyebar ke daerah-daerah lain seperti Indramayu, Losari, Brebes, Subang, dan Jatibarang.
Penari topeng biasanya disebut dalang. Jumlah penarinya pun tidak disyaratkan terkadang solo atau bahkan lebih dari 2 orang.
Dengan berkembangnya tarian ini, warna topeng pun menjadi bervariasi, bahkan menurut Kompasiana.com bentuk topeng terbagi menjadi 13 jenis, setiap warna memiliki makna khusus, dan dalam satu warna terbagi beberapa bentuk topeng dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Akhir-akhir ini warna yang sering digunakan adalah putih dan merah. Bentuk topeng pun dipilih tergantung background temanya.
Pakaian yang digunakan untuk tari topeng adalah kain batik Cirebon bergaya Losari. Musik pengiring menggunakan tetaluan, barlen, ombak banyu, rumyang, pamindo, bendrong, dan gonjing pangebat. Mungkin diartikel selanjutkan saya akan bahas tentang alat musik tradisional dari Cirebon.
4. Tari Merak
Tari merak berasal tanah Pasundan, tarian ini dibuat oleh Raden Tjetje Somantri yang terinspirasi dari burung merak, karena sejak zaman dulu Merak menandakan sebuah mahkota.
Tidak banyak sejarah dari tari merak, penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari mengibaskan sayapnya bak seekor burung merak. Walau begitu tarian ini mengutamakan keindahan dan kecantikan. Tidak heran bila semua orang yang melihat terkagum-kagum dengan tarian ini.
Untuk membedakan tarian ini sangat gampang, ciri khasnya seorang penari  menggunakan mahkota, dan berpakaian seperti kamben namun coraknya seperti burung merak. Di zaman yang sudah canggih ini, kamu bisa gampang memesan atau langsung membeli 1 set pakaian tari merak dengan harga 2-4 juta.
Jumlah penari biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja, bisa ditarikan dengan berpasangan. Musik pengiringnya adalah gamelan.
Bagusnya, tarian ini termasuk tarian yang sangat terkenal di luar negeri, kita patut membudidayakan kesenian tanah air kita salah satunya tarian tradisional masing-masing daerah.
5. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu berasal dari Sunda, Jawa Barat. Kata tilu kalau diartikan ke bahasa Indonesia artinya tiga. Menurut sejarahnya ada kemungkinan nama ketuk tilu diambil karena iringan musik untuk tari ini mengeluarkan 3 suara.
Dahulunya, tarian ini dipentaskan sebagai penyambutan datangnya masa panen dengan tujuan ungkapan rasa syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan zaman, tarian ini bersifat hanya hiburan saja.
Biasanya penarinya berpasangan namun terkadang jugasolo dancer, dalam gerakan tari Jaipoing selalu menggunakan gerakan goyang, muncid, geol, gitak, dan pencak.
Kostum yang digunakan untuk pria adalah baju kampret, celana pengsi dengan atribut golok. Sedangkan untuk wanita, menggunakan kebaya dan sinjang dilengkapi selendang dan beberapa atribut seperti gelung, sabuk, dan kalung.
Musik pengiringnya adalah gong, kecrek, kulanter, rebab, kempul dan kendang besar.
6. Tari Reog Ponorogo
Tari Reog berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Biasanya dibawakan oleh 6-8 pria dan 6-8 wanita. Tarian ini melewati beberapa sesi, sehingga memiliki durasi yang terbilang panjang. Tapi kalau kamu suka dengan seni, tidak akan bosen deh melihatnya.
Menurut sejarah, tarian ini diambil dari perjalanan Prabu Kelana Sewandana yang sedang mencari pujaan hatinya, perjalanan beliau ditemani oleh prajurit dan patihnya yaitu Bujangganong. Hingga akhirnya bertemulah ia dengan Dewi Sanggalangit seorang putri Kediri. Namun, ia akan menerima cintanya bila Sang Prabu berhasil menciptakan sebuah kesenian.
Disinilah mulai terciptanya Tari Reog demi membuktikan cinta Prabu Kelana pada Sang Putri. Ia meminta bala bantuan prajurit-prajuritnya untuk mengisikan tarian yang diciptakannya.
Terciptalah 5 komponen penari yang mengisi Tari Reog Ponorogo, yaitu :
a. Prabu Kelono Sewandono
b. Patih Bujangganong
c. Jathil
d. Warok
e. Pembarong
7. Tari Gandrung Banyuwangi
Tarian tradisional selanjutnya bernama Tari Gandrung Banyuwangi berasal dari Banyuwangi, kata gandrung melambangan panggilan Dewi Sri, dimana pada zaman itu Dewi Sri dianggap Dewi Padi yang dapat memberi kesuburan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Tarian ini juga satu genre dengan tarian Ketuk Tilu. Menurut sejarah, tarian ini muncul pada saat dibangunnya ibu kota Balambangan, hingga akhirnya salah satu seniman menulis suatu makalah tentang seorang lelaki yang keliling ke pedasaan dengan beberapa pemain musiknya.
Cerita itu menjadi cerita rakyat yang dibawa secara turun-temurun. Hingga akhirnya terciptalah Tari Gandrung Banyuwangi, saat itu masyarakat yang menikmatinya akan memberi beberapa barang seperti beras, pangan atau barang lainnya sebagai imbalan.
Kostum yang digunakan adalah baju dari beludru, beserta atributnya. Di bagian kepala, menggunakan mahkota bernama omprok, untuk bagian kakinya menggunakan samping batik. Dan musik pengiringnya adalah kempul atau gong.
8. Tari Wayang Topeng
Jika di Jawa Barat ada tari topeng, di Jawa Timur pun sama. Kota Malang adalah asal muasalnya lahir Tari Wayang Topeng, tidak diherankan lagi mengapa disebut tari wayang topeng, hal ini karena penari menggunakan pakaian seperti wayang kulit.
Dulunya tari wayang topeng diadakan hanya sebagai pertunjukan ritual saja.Topeng disini dilambangkan sebagai rasa apresiasi pada wajah nenek moyang. Dimana saat itu topeng memiliki arti menghargai roh leluhur. Tidak heran, bila tarian ini sedikit bernuasana mistik.
Sejarah singkatnya tari wayang topeng digunakan saat agama Islam memasuki wilayah Jawa, dan tarian ini dijadikan salah satu trik untuk merebut hati orang Jawa yang saat itu agama Hindu masih kental.
Ternyata beda dengan Tari Topeng asal Jawa Barat yang menggunakan background sejarah wayang golek. Tari topeng Jawa Timur ini mengisahkan cerita Ramayana dan Panji.
Musik pengiring yang digunakan adalah bonang, gong, gamelan dan kendang.

Komentar